PROPOSAL
Pengertian Proposal
Proposal
adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja (KBBI, 2002),
perencanaan secara sistematis, matang dan teliti yang dibuat oleh peneliti
sebelum melaksanakan penelitian, baik penelitian di lapangan (field reseacrh)
maupun penelitian di perpustakaan (library research).
Proposal
berasal dari bahasa Inggris “to propose”, berarti mengajukan.
Pengertian proposal memiliki arti sederhana, yaitu suatu bentuk pengajuan atau
permohonan, penawaran (berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun rencana) kepada
pihak lain untuk mendapatkan dukungan, ijin, persetujuan, dana, dan sebagainya
(Hariwijaya, 2005:12 - 13).
Fungsi Proposal
Proposal
memiliki fungsi yang penting bagi perorangan atau lembaga yang akan melakukan
usaha, program, atau kegiatan. Fungsi proposal, ialah:
a) Fungsi
proposal untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan agama, sosial,
politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
b) Fungsi
proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
c) Fungsi
proposal untu mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
d) Fungsi
proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
e) Fungsi
proposal untuk mengadakan seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.
Jenis Proposal
Bila
dikaitkan dengan aktifitas manusia, secara umum proposal terdiri dari beberapa
jenis, yaitu:
a) Proposal
bisnis, contohnya proposal pendirian usaha.
b) Proposal
proyek, contohnya proposal pengajuan dana kepada lembaga sponsor.
c) Proposal
penelitian, contohnya proposal skripsi, tesis, dan disertasi.
d) Proposal
kegiatan, contohnya proposal kegiatan
seminar, pelatihan, dan lomba.
Bila dilihat
dari bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a)
Proposal berbentuk
formal
Proposal
ini terdiri atas 3 bagian utama, yaitu:
1. Bagian
pendahuluan, terdiri atas: sampul dan
halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan
pengesahan permohonan.
2. Isi
proposal, terdiri atas: latar belakang,
pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar),
metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian,
waktu, dan biaya.
3. Bagian
pelengkap, terdiri dari penutup yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel,
dan sebagainya.
b)
Proposal berbentuk
semiformal dan nonformal
Kedua
proposal ini merupakan variasi atau bentuk lain dari proposal berbentuk formal,
karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu, atau tidak selengkap proposal
berbentuk formal.
Proposal penelitian terbagi menjadi 4,
yaitu:
a)
Proposal Penelitian
Pengembangan
Proposal
ini menjabarkan kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat
dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan
pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.
Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan
menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan
disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik
kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian berbeda. Kegiatan penelitian pada
dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu masalah, sedangkan kegiatan
pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu
permasalahan.
b)
Proposal Penelitian
Kajian Pustaka
Telaah
yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu
pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.
Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data
atau informasi dari berbagai sumber pustaka, kemudian disajikan dengan cara
baru untuk keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka diperlukan sebagai
sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar
untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka
teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
c)
Proposal Penelitian
Kualitatif
Penelitian
yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui
pengempulan data dari latar alami dengan memanfaatkan peneliti sebagai
instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif
subyek) lebih ditunjukkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri penelitian
kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karenanya, laporan
penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan
mendalam, serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
d)
Proposal Penelitian Kuantitatif
Suatu
penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.
Pendekatan ini berawal dari suatu teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman
peneliti berdasarkan pengalaman, kemudian dikembangkan menjadi
permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk
memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di
lapangan.
Isi Proposal
Isi proposal
terdiri dari 2 jenis, yaitu isi proposal
yang berbentuk kompleks (seperti isi proposal berbentuk formal), dan isi proposal yang berbentuk sederhana,
meliputi: nama kegiatan (judul), dasar pemikiran, tujuan diadakannya kegiatan,
ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, penyelenggara (panitia), anggaran
biaya, dan penutup.
Tujuan Proposal
Tujuan proposal
ialah memperoleh bantuan dana, memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh
ijin.
Ciri-ciri Proposal
Dalam
penyusunannya, proposal memiliki beberapa ciri, yaitu:
1.
Proposal dibuat untuk
meringkas kegiatan yang akan dilakukan.
2.
Sebagai pemberitahuan
pertama suatu kegiatan.
3.
Berisikan
tujuan-tujuan, latar belakang acara.
4.
Pastinya proposal itu
berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah dijilid dan nantinya
diserahkan kepada si pemilik acara.
5.
Dan lain-lain yang
sulit dijelaskan (dicari).
Aturan
Penyusunan Proposal
Ketika kita menyusu suatu proposal,
tentunya kita diharuskan memperhatikan kerapian dari proposal yang kita buat,
karenanya dalam menyusun proposal ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1.
Bahan dan Ukuran
Bahan
dan ukuran mencakup: kertas naskah, sampul, warna sampul, tulisan pada sampul,
dan ukuran.
a) Kertas
naskah
Naskah dibuat di kertas HVS 80g/m2 (A4)
dan tidak dibolak-balik.
b) Sampul
Sampul dibuat di kertas buffalo dan
dilaminasi. Tulisan yang tercetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada
halaman judul dan contohnya tertera pada lampiran.
c) Warna
Sampul
Warna sampul disesuaikan dengan yang
berlaku di lingkungan.
d) Ukuran
Ukuran naskah ialah 21 x 28 cm (A4)
untuk gambar tabel yang besar dapat digambarkan dengan kertas A3.
2.
Pengetikan
Pada
pengetikan disajikan: jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak baris, batas
tepi, pengisian ruangan, alenia baru, permulaan kalimat, judul dan sub judul,
perincian ke bawah dan letak simetris.
a) Jenis
Huruf
ü Naskah
diketik dengan huruf Times New Roman (12, dan seluruh naskah harus memakai
jenis huruf yang sama).
ü Lambang,
huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus ditulis dengan
rapi memakai tinta hitam.
b) Jarak
Baris
Jarak antara dua baris dibuat 2 spasi
(spasi double), kecuali abstrak, kutipan langsung, judul tabel dan gambar yang
lebih dari satu baris, dan daftar pustaka, diketik dengan jarak 1 spasi ke
bawah. Jarak antara judul bab dan baris pertama teks adalah 3 spasi, dan jarak
sub (anak) bab ke baris berikutnya adalah 2,5 spasi.
c) Batas
Tepi
Batas-batas pengetikan ditinjau dari
tepi kertas, diatur sebagai berikut:
ü Tepi
atas: 4 cm.
ü Tepi
bawah: 3 cm.
ü Tepi
kiri: 4 cm.
ü Tepi
kanan: 3 cm.
d) Alenia
Baru
Alenia baru dimulai pada ketikan yang
keenam dari batas tepi kiri.
e) Permulaan
Kalimat
Bilangan, lambang, atau rumus kimia yang
memulai suatu kalimat harus dieja, misalnya: Limapuluh responden.
f) Letak
Simetris
Gambar, tabel/daftar, persamaan, judul
dan sub judul ditulis simetris terhadap tepi kiri dan kanan pengetikan.
3.
Penomoran
Bagian
ini dibagi menjadi penomoran halaman, tabel, gambar, dan persamaan.
a) Halaman
ü Bagian
awal laporan, mulai halaman judul sampai abstrak, diberi nomor halaman dengan
angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya).
ü Bagian
utama dan bagian akhir, mulai dari pengantar (Bab I) sampai ke halaman
terakhir, memakai angka Arab sebagai nomor halaman (1, 2, 3, dan seterusnya).
ü Nomor
halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali kalau ada judul atau bab
pada bagian atas halaman itu. Untuk halaman yang demikian nomornya ditulis di
sebelah kanan bawah.
ü Nomor
halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas
atau tepi bawah.
b) Tabel
Tabel diberi nomor urut dengan angka
Arab, dan letak tabel ada di bawah nomor dan keterangan tabel.
c) Gambar
Gambar dinomori dengan angka Arab dan di
letakkan di bawah gambar.
d) Persamaan
Nomor urut persamaan yang berbentuk
rumus matematis, reaksi kimia, dan sebagainya ditulis dengan angka Arab di
dalam kurung dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan. Contoh: CaSO2
+ K2C3 = CaCO3 + K2SO4 (3).
4.
Tabel dan Gambar
a) Tabel
ü Nomor
tabel yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di atas tabel, tanpa
diakhiri dengan titik.
ü Tabel
tidak boleh dipenggal, kecuali kalau panjang sehingga tidak mungkin diketik
dalam satu halaman. Pada halaman lanjutan, tabel dicantumkan nomor tabel dan
kata lanjutan, tanpa judul.
ü Kolom-kolom
diberi nama dan dijaga agar antara yang satu dan lainnya cukup tegas.
ü Tabel
diketik simetris.
ü Tabel
yang lebih dari dua halaman, ditaruh pada lampiran.
b) Gambar
ü Bagan,
grafik, peta, dan foto, semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).
ü Nomor
gambar yang diikuti judulnya diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri
dengan titik.
ü Gambar
tidak boleh dipenggal.
ü Keterangan
gambar dituliskan pada tempat-tempat yang kosong di dalam gambar, dan jangan
pada halaman lain.
ü Bila
gambar dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas gambar harus
diletakkan di sebelah kiri kertas.
ü Ukuran
gambar (lebar dan tingginya) diusahakan supaya sewajar-wajarnya (jangan terlalu
kecil dan terlalu besar).
ü Skala
pada grafik harus dibuat agar mudah diperbesar atau diperkecil.
ü Bagan
dan grafik dapat dibuat dengan tinta hitam yang tidak mudah larut oleh air.
ü Letak
gambar harus diatur supaya simetris.
5.
Bahasa
a) Bahasa
yang dipakai
Bahasa yang dipakai adalah bahasa
Indonesia yang baku.
b) Bentuk
kalimat
Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan
orang pertama dan orang kedua (saya, aku, kami, kita, engkau, dan lain-lain).
Tetapi, sebaiknya dibuat bentuk pasif. Pada penyajian, ucapan terima kasih pada
prakata, kata “saya” diganti dengan
“penulis”.
c) Istilah
ü Istilah
yang dipakai ialah istilah Indonesia atau yang sudah di Indonesiakan.
ü Jika
terpaksa harus memakai istilah asing, maka harus dibuat dalam bentuk miring.
6.
Penulisan Nama
Penulisan
nama mencakup nama penulis yang diacu dalam uraian, daftar pustaka, nama yang
lebih dari satu suku kata, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti
dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan.
a) Nama
penulis yang diacu dalam uraian
Penulis yang ditulis diacu dalam penguraian
hanya disebutkan nama akhirnya saja,
dan kalau lebih dari dua orang nama, hanya nama akhir penulis pertama yang
dicantumkan diikuti dengan dkk atau et al, contoh:
ü Menurut
John Gossman (1997).............
ü Penerapan
SDM secara efektif (Hornsby dan Kuratko, 1990) merupakan bagian
integral...........
ü Persaingan
bukan antar perusahaan, tetapi antar rantai suplai ke rantai suplai (John
Gossman dkk, 1997).
b) Nama
penulis dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya, dan
tidak boleh hanya penulis pertama ditambah dkk atau et al saja.
Contoh:
Jeffrey, Shank H, Donald FK, William RL
(2009)...........
Tidak boleh hanya: Jeffrey dkk.
c) Nama
penulis lebih dari satu kata
Jika nama penulis terdiri dari dua suku
kata atau lebih, cara penulisannya adalah nama akhir diikuti dengan koma,
singkatan nama depan, tengah dan seterusnya, yang semuanya diberi titik, atau
nama akhir diikuti dengan suku nama depan, tengah dan seterusnya.
Contoh:
·
Sutan Takdir
Alisyahbana ditulis: Alisyahbana S.T.,
atau Alisyahbana, Sutan Takdir.
·
Donald Fitzgerald
Othmer ditulis: Othmer,D.F.
d) Nama
yang diikuti dengan singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan,
dianggap bahwa singkatan itu menjadi satu dengan suku kata yang ada di
depannya.
Contoh:
ü Mawardi
A.I. ditulis: Mawardi A.I.
ü Williams
D. Ross Jr. Ditulis: Ross Jr., W.D.
e) Derajat
Kesarjanaan
Derajat kesarjanaan tidak boleh
dicantumkan.
Sistematika
Penulisan Proposal
Sistematika dalam penulisan proposal,
terdiri dari:
1.
Pendahuluan
a. Berisi
tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakannya kegiatan
tersebut.
b. Hubungan
kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari (nyata).
c. Point-point
pembahasan pada pendahuluan, mengacu pada komponen S-W-O-T yang telah dibahas
sebelumnya.
2.
Dasar Pemikiran
a. Berisi
tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misal: Tri Darma Perguruan
Tinggi, program kerja pengurus dan lain-lain.
b. Jika
kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara umum, misal:
Peraturan Pemerintah.
3.
Tujuan
a. Tujuan
yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut (umum dan khusus).
b. Tentukan
juga untuk keluaran (output) yang dikehendaki.
Contoh:
Memperoleh kader-kader KMHDI
Memberi pengetahuan manajerial dan
leadership bagi calon anggota KMHDI
4.
Tema
Tema
yang dibahas dalam kegiatan tersebut.
5.
Jenis Kegiatan
a. Untuk
menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatannya lebih
dari satu.
b. Menjelaskan
bentuk dari kegiatan tersebut, misal: berupa seminar, pelatihan, dan
sebagainya.
6.
Target
Berisi
uraian yang lebih terperinci dari tujuan (point 3), terutama mengenai
ukuran-ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
Contoh:
Target
acara ini adalah untuk mencetak minimal 25 orang pelatih KMHDI yang
masing-masing memiliki kemampuan, sesuai dengan standar Buku Pedoman Kaderisasi
Jilid I KMHDI, dan setiap pelatih memiliki nilai rata-rata di atas 7 (dalam
range 10) dalam setiap materi pelatihan.
7.
Sasaran atau Peserta
Menjelaskan
tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut (lebih dikenal
sebagai peserta).
8.
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Tentukan
dimana dan kapan kegiatan tersebut dilaksanakan.
9.
Anggaran Dana
Pada
anggaran hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran yang
diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran
tersendiri.
10.
Susunan Panitia
Pada
bagian susunan panitia, biasanya hanya dituliskan posisi yang penting-penting
saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua Panitia, dan lain-lain, sedangkan
kepanitiaan lengkap dicantumkan pada lampiran.
11.
Jadwal Kegiatan
a. Dibuat
sesuai dengan perencanaan dalam kalender kegiatan yang telah disusun
sebelumnya.
b. Bisa
juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.
12.
Penutup
a. Berisi
tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
b. Ditutup
dengan lembar pengesahan proposal.
c. Terakhir,
diikuti dengan lampiran.
Nama : Sartika
Kelas : 3KA39
NPM : 16111625
0 komentar:
Posting Komentar