Tema : Manusia dan
Cinta Kasih
Kado
Terindah
Suatu hari hiduplah
dua orang kakak-beradik, bernama
Diana dan Elena.
Mereka hidup bersama
neneknya, bernama Bertha.
Mereka bertiga tinggal
disebuah rumah tua
yang sudah sangat
reyot. Rumah tersebut
sudah tak layak
huni, tak mampu
melindungi mereka dari
cuaca dingin maupun
panas. Hidup mereka
benar-benar sangat memprihatinkan. Keadaan
ini berawal sejak
kematian kedua orangtua
mereka. Terlebih lagi
sejak nenek mereka
mulai sakit-sakitan. Sang
adik pun tak
bisa berbuat banyak,
karena usianya yang
terlalu muda untuk
bekerja. Sejak saat
itulah Diana harus
bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Dia bekerja
sebagai tukang semir
sepatu. Meskipun hasil
yang diperolehnya tak
seberapa, Diana tetap
tak berputus asa.
Suatu pagi yang
dingin dan di
tengah derasnya hujan
yang turun, Diana
pun tetap pergi
bekerja. Namun kerja
kerasnya tidaklah membuahkan
hasil yang berlebih.
Tidak banyak uang
yang diperoleh. Uang
yang diperoleh hanya
cukup untuk makan
sekali sehari dengan
lauk apa adanya.
Tubuh sang nenek
yang sudah lemah
pun semakin bertambah
parah. Diana sangat
sedih melihat keadaan
neneknya. Kondisi ini
semakin bertambah buruk
ketika Elena jatuh
sakit. Setiap malam
Diana hanya bisa
berdoa dalam tangisnya.
Dia pun hanya
bisa berharap supaya
keadaan dapat segera
membaik.
Hari-hari
yang sulit pun
berlalu, ketika Diana
sedang bekerja, datanglah
seorang pemuda kaya
untuk menyemirkan sepatunya.
Dia pun memperoleh
uang yang cukup
banyak. Diana segera
pergi ke toko
obat untuk membeli
obat neneknya. Tak
ia membeli makanan
untuk nenek dan
adiknya. Demi nenek
dan adiknya, Diana
rela tidak makan.
Sebulan telah berlalu,
kondisi sang nenek
semakin parah. Nenek
pun meninggal. Kini
mereka hanya tinggal
berdua. Sebelum meninggal,
nenek Bertha berpesan
kepada kedua cucunya, “ Diana..
Elena.. Ke sini,
Cu. Ada yang
ingin nenek sampaikan
kepada kalian, sebelum
nenek tiada, Cu.”
“ Nek, jangan bicara
seperti itu. Diana
tidak ingin kehilangan
nenek. Tanpa nenek,
bagaimana nasib Diana
dan Elena, Nek?”
ujar Diana sembari
menangis.
“
Diana cucuku, sebagai
kakak kamu harus
senantiasa menjaga adikmu.
Kasihan Elena, dia
masih terlalu muda.
Sedangkan kamu Elena,
kamu haruslah hormat
dan patuh kepada
kakakmu. Ingatlah Cu,
sebagai saudara kalian
haruslah saling mengasihi.
Harus saling menyayangi
dan menghargai. Janganlah
kalian bertengkar.”
ucap nenek Bertha.
“
Iya Nek,
kami janji akan
saling mengasihi, menyayangi,
dan menghargai. Tapi
nenek tidak boleh
pergi, Nek.” ucap Diana
berurai air mata.
“ Nenek
senang mendengarnya. Sekarang
nenek bisa pergi
dengan tenang.”
ujar sang nenek.
Nenek
Bertha pun meninggal
dengan tenang. (suasana penuh duka)
Setahun telah terlewati,
sejak kematian sang
nenek. Kehidupan Diana
dan Elena kian
sengsara, terlebih setelah
rumah yang mereka
tempati rata dengan
tanah akibat cuaca
buruk yang datang
silih-berganti.
“
Kak, bagaimana ini?
Sekarang kita tidak
lagi memiliki tempat
tinggal, Kak.” tanya Elena
dengan rasa sedih.
“ Sabar Dik. Lebih
baik kita cari
tempat untuk berteduh,
walau hanya untuk
sementara.” jawab Diana
dengan tegar.
“ Iya
kak, tapi dimana?
Elen takut, kak. Hari
mulai gelap dan
dingin.” ujar Elena
penuh ketakutan. “ " Entahlah
Dik, kakak juga
tidak tahu. Eh
Dik, coba lihat
itu. Di sana
seperti ada gubuk
yang tak terpakai.” kata Diana
sembari menunjuk ke
arah kiri jalan.
“ " Hahaha…
Iya ya Kak,
sepertinya gubuk itu
kosong. Mungkin kita
dapat tinggal di
sana.” kata
Elena gembira.
Mereka
pun pergi menuju
ke gubuk itu
dan menetap disana.
Keesokkan
harinya, Diana mulai
bekerja. Sekarang ia
bekerja sebagai buruh
di pabrik roti.
Meskipun upah yang
ia terima tak
seberapa, Diana tetap
bersemangat. Sedikit demi
sedikit uangnya ia
kumpulkan untuk membeli
pakaian hangat Elena.
Diana sangat sayang
kepada adiknya. Dia
rela melakukan apapun
untuk kebahagiaan Elena.
Enam bulan kemudian,
Diana berhasil membelikan
pakaian hangat untuk
Elena. Dia segera
menemui adiknya, untuk memberikan pakaian
hangat tersebut.
“
Elena sayang , ini
untukmu. Kakak harap
kamu akan menyukainya.” kata Diana bahagia.
“ Ya
ampun Kak, bagus
banget pakaian hangat
ini. Saya sangat
menyukainya, Kak. Terima
kasih banyak ya,
Kak. Ini merupakan
hadiah terindah yang
pernah kumiliki. Sekali
lagi, terimakasih kak. ” ucap Elena
bahagia sembari mendekap
erat pakaian hangat
tersebut.
“ Syukurlah
Dik, bila kamu
menyukainya. Kakak sangat
bahagia karena kamu
bahagia.” kata Diana sambil
memeluk adiknya.
Karya:Sartika
0 komentar:
Posting Komentar