PENDAHULUAN
Di dunia ini, tentu setiap manusia akan mengalami proses kelahiran dan kematian yang berdampak pada perkembangan jumlah (populasi) penduduk di dunia. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui tentang perkembangan penduduk dunia. Tidak hanya itu saja, kita pun juga harus mengetahui tentang kebudayaan yang ada di sekitar kita maupun dunia yang berguna untuk meningkatkan kekerabatan dengan semua orang.
Hubungan antara Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
Penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati suatu wilayah geografi dan ruang tertentu, sedangkan masyarakat adalah sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam wilayah tertentu dan terikat oleh berbagai peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Kebudayaan merupakan hasil cipataan manusia (masyarakat) yang dapat diwariskan secara turun-temurun dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, ketiga hal tersebut sangat berkaitan erat dan tak dapat dipisahkan.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu yang jumlahnya dapat dihitung menggunakan satuan "per waktu unit". Selain itu, berdampak pada masalah sosial ekonomi dan masalah penduduk yang mempengaruhi jumlah dan populasi penduduk, serta berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi suatu daerah, negara, ataupun dunia.
Nilai Pertumbuhan Penduduk (NPP) => nilai yang kecil karena hanya berkisar tentang perubahan populasi
pada periode waktu unit.
Nilai pertumbuhan penduduk dunia adalah nilai pertumbuhan penduduk yang sangat besar karena berkaitan dengan pertumbuhan populasi penduduk dunia.
Grafik populasi penduduk diberbagai benua
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:World_population_(UN).svg
Penggandaan Penduduk Dunia
Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut:
Penggadaan Penduduk Dunia
Tahun Penggandaan Perkiraan Penduduk Dunia Waktu
800 SM 5 juta -
1650 tahun 500 juta 1500
1830 tahun 1 milyard 180
1930 tahun 2 milyard 100
1975 tahun 4 milyard 45
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun.
Sumber: Ehrlich, Paul. R, et al, Human Ecology W.H. Freeman
and Cosan Fransisco
Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan berbagai keadaan perubahan penduduk atau dengan kata lain segala ha yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan.
Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk:
a. Fertilitas
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah Kemampuan rill seorang wanita
untuk melahirkan. (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-
Dasar Demografi” : 7).
Kehidupan berawal dari proses kelahiran yang berdampak bertambahnya populasi manusia di dunia, yang dapat dihitung dengan cara:
#) Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate=CBR) adalah angka kelahiran yang perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan usia penduduk.
Rumus:
#) Angka Kelahiran Khusus berdasarkan kelompok umur (Age Specific Fertilly Rate= ASFR) adalah angka kelahiran yang perhitungannya berdasarkan kelompok usia yang terbanyak mengalami kelahiran.
Rumus:
Ada beberapa faktor penunjang dan penghambat proses kelahiran, yaitu:
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
b. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah Peristiwa menghilangnya semua tanda –tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup. ( Ida Bagoes Mantra , “Demografi Umum “, 2000 : 115).
Setiap manusia pasti akan mengalami kematian, yang berdampak berkurangnya populasi penduduk, adapu cara menghitung jumlah kematian penduduk untuk waktu tertentu, yaitu:
#)Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate=CDR) adalah angka yang menunjukkan besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka kematian ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk.
Rumus: CDR = D/P* K
Dimana:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
#) Angka Kematian Khusus menurut umur tertentu (Age Specific Death Rate=ASDR) adalah angka yang digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia mana yang terbanyak mengalami kematian.
rumus :ASDRi = Di/Pmi x 1.000
dimana
Di = kematian penduduk kelompok umur i
Pmi = jumlah penduduk pertengahan tahun kelompok umur i.
Ada beberapa faktor penunjang dan penghambat mortalitas, yaitu:
1.) | Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan. |
2.) | Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk. |
SUMBER: http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/02/pertumbuhan-penduduk.html
c. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap disuatu
tempat ke tempat lain melampaui batas politik / negara ataupun batas
administrative / batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan
sebagai perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke
daerah lain . (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI “Dasar-Dasar
Demografi” : 9).
Macam-macan Migrasi:
1.) Transmigrasi
Transmigrasi adalah perindahan penduduk dari suatu pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya.
2.) Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke daerah perkotaan, kejadidan ini di akibatkan anggapan bahwa adanya anggapan fasilitas di daerah perkotaan lebih lengkap dan banyaknya lapangan pekerjaan.
3.) Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri
4.) Emigrasi
Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri.
5.) Reurbanisasi
Reurbanisasi adalah perpindahan penduduk dari kota kembali ke desa.
6.) Remigrasi
Remigrasi adalah perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
Dampak Positif dan Negatif dari migrasi:
*)Dampak positif dari migrasi penduduk selain mampu mengurangi kepadatan penduduk, dalam suatu daerah, memeratakan penyebaran penduduk, membuka lahan baru memajukan daerah yang tertinggal serta mampu membuat lapangan kerja baru di daerah tersebut.
*)Dampak yangnegative yaitu kurangnya sosialisasi dan keterampilan menimbulkan masalah baru yaitu pengangguran dan kemiskinan, kurangnya fasilitas yang di berikan pemerintah membuat masyarakat kurang mampu mengembangkan potensi saat berada di daerah baru.
SUMBER dan mengutip: http://blog.uin-malang.ac.id/kutumerah/2011/09/25/pertumbuhan-penduduk-dan-migrasi/
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi:
*) Menurut Everett S. Lee (Munir.2000, hal.120) ada 4 faktor yang
menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi, yaitu:
1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
3. Rintangan-rintangan yang menghambat
4. Faktor-faktor pribadi
*) Rozy Munir dalam buku-buku dasar demografi menyatakan bahwa faktor pendorong migrasi, yaitu:
1.) Makin berkurangnya sumber daya alam.
2.)Menyimpitnya lahan pekerjaan ditempat asal.
3.) Adanya tekanan-tekanan dan diskriminasi politik, agama, atau suku.
4.) Tidak cocok lagi dengan budaya daerah asal.
5.) Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak berkembangnya karir pribadi.
6.) Bencana alam.
*) Faktor penarik migrasi menurut mantra (1985:176), yaitu:
1.) Jalinan persaudaraan dan kekeluargaan diantara warga desa yang sangat erat.
2.) Sistem gotong royong pada masyarakat pedesaan jawa sangat erat.
3.) Penduduk sangat terkait pada tanah pertanian.
4.) Penduduk sangat terkait dengan daerah (desa) dimana mereka dilahirkan.
Proses migrasi menurut F.H. Cumming:
A.) Proses migrasi penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan:
1.) Dalam memilih daerah tujuan para migran cenderung memilih daerah yang dekat dengan daerah asal.
2.) Kurangnya kesempatan kerja di daerah asal dan adanya kesempatan kerja di daerah tujuan menyebabkan seseorang melakukan mobilitas penduduk.
3.) Informasi positif dari sanak-saudara dan kerabat tentang daerah tujuan yang membuat seseorang berimigrasi.
4.) Informasi negatif tentang daerah tujuan membuat seseorang enggan berimigrasi.
5.) Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
6.) Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
7.) Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak-saudara/kenalan yang berada di daerah tersebut.
8.) Migrasi masih akan terjadi apabila disuatu daerah ada bencana alam.
9.) Orang yang berumur muda dan belum kawin lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin.
10.) Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.
B.) Migran di daerah tujuan:
1.) Pada permulaan datang di daerah tujuan migran memilih bertempat tinggal dekat sanak-saudara/teman yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
2.) Kepuasan migran hidup di masyarakat tertentu tergantung pada hubungan baik migran dengan masyarakat.
3.) Kepuasan migran hidup dikota tergantung pada kemungkinan migran mendapatkan pekerjaan dan pendidikan bagi anak-anaknya.
4.) Setelah beberapa lama bertempat tinggal di daerah tujuan, seorang migran lebih cenderung memilih tempat tinggal di daerah dimana ia bekerja.
3 Jenis Struktur Penduduk
A. Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
B. Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
C. Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
Piramida penduduk adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik.
a. Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
| Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :
1. | Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi, contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil. |
2. | Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia. |
3. | Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya: negara-negara yang baru dilanda perang. |
|
Konsep
Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Definisi
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
* Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
* Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Kegunaan
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Cara Menghitung
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Dimana
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
Mengutip dari:
http://ojonswiper.ngeblogs.com/2009/11/26/rasio-ketergantungan/
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Zaman batu sampai zaman logam
Zaman batu dibagi menjadi 2 yaitu :
A.Zaman Batu Tua:
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan menggunakan rotan. Sebagai tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut tersebar pula Bahasa Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari bangsa-bangsa di sekitar Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena perkembangannya muncul bahasa melayu yang nantinya di negara Indonesia berkembang menjadi bahasa Indonesia
b.Zaman batu muda
Ciri – cirri zaman batu muda :
- mulai menetap dan membuat rumah,
- membentuk kelompok masyarakat desa,
- bertani,
- berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu
Hal yang patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini adalah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum memasuki zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya dan penting bagi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya
B.Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
a.Kebudayaan Hindu
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan.
Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat.
Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll
. Candi Borobudur merupakan candi termegah di Asia Tenggara dan pernah tercatat sebagai 10 keajaiban dunia.
b.Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Melainkan dengan cara baik-baik, di samping itu disebabkan sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumateraa Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia.
C. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial.
- lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh
- lapisan sosial yang terdiri dari kaum pegawai
Dalam kedua lapisan inilah pendidikan barat di sekolah-sekolah kemampuan atau kemahiran Bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas. Akhirnya masih harus disebut sebagai pengaruh Kebudayaan Eropa yang masuk juga ke dalam Kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan Agama Kristen Protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi penyiaran agama yang bersifat swasta. Penyiaran dilakukan di daerah- daerah dengan penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh agama Hindu, Budha, atau Islam daerah itu misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan tengah, Nusa Tenggara Timur dan Pedalaman Kalimantan. Sudah menjadi watak dan kepribadian timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar,kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikanlah kebudayaan yang baru itu dengan kebudayaan lama.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia
D.Kebudayaan dan kepribadian
Berbagai penelitian antropologi budaya menunjukan bahwa terdapat korelasi antar corak kebudayaan dengan corak kepribadian anggota masyarakat. Opini umum juga menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin kepribadian bangsa yang bersangkutan. Kalau begitu dari sisi mana kebudayaan dapat memberi pengaruh pada suatu kepribadian??. Jika kita melihat dari sisi sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Pemilik kebudayaan itu menganggap bahwa segala sesuatu terangkum dan terlebur dalam segala materi kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis, normal serasi, dan selaras dengan kodrat dalam tabiat asasi manusia dan sebagainya. Kepribadian bangsa indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat kegotong royongan adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian dari suku-suku yang berada di Republik Indonesia dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian Bangsa Indonesia
Posted in:
0 komentar:
Posting Komentar