Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja
Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu
bahasa baku yang dipelesetkan, sehingga terkadang orang dewasa tidak memahami
bahasa apa yang dikatakan oleh para remaja tersebut.
Contoh bahasa gaul yang sering dipakai adalah beud, yang berasal
dari kata banget. Selain itu Uang, yang berasal dari kata yang. Lalu ada pula
kata kakak yang dalam bahasa Inggris adalah sister, menjadi sista, dan brother
menjadi bro.
Masih banyak sekali bahasa gaul yang digunakan para remaja dalam
percakapan sehari-hari. Penyebabnya adalah kurangnya kecintaan terhadap bahasa
Indonesia baku. Namun, tidak semua remaja menggunakan bahasa gaul ini. Yang
menggunakannya pada umumnya adalah remaja yang ingin dianggap beken atau tenar
di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap berbahasa gaul adalah keren,
padahal di mata remaja lain gaya bahasa mereka adalah alay.
Alay adalah singkatan dari Anak Layangan,
yaitu anak-anak yang dalam berbicara atau menuliskan kata-kata cenderung agak
kampungan. Ciri-ciri alay antara lain
seperti “lagi apa?” menjadi “gi pha??”atau “bosen banget jadi “bsen bgd nh
“atau “bosen beud nh”. Memakai simbol tambahan “p@ k@bar L0e/?”atau “hha.. y
nh.. lg bosen-” pada kalimat yang ditulisnya.
Menggunakan huruf z di belakang kata “mk bgtz.” atau “gurunya
malezin yh “.
Di atas adalah sebagian kecil dari ciri-ciri alay. Gaya bahasa
ini tidak hanya mereka praktikkan dalam penulisan, namun juga dalam cara
berbicara. Ketika mereka berbicara dengan bahasa gaul yang agak sedikit norak
itu, terkadang bibir mereka monyong mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan.
Aksen huruf z pada akhir kata terdengar sangat jelas, sehingga membuat lawan
bicara yang tidak memahaminya menjadi pusing.
Bahasa gaul yang digunakan anak remaja alay
ini sudah menjalar ke mana-mana. Anak kecil pun mengetahui gaya bahasa ini.
Sangat disayangkan sekali, anak kecil yang sebenarnya mampu menyerap banyak
kata terpaksa menyerap kata-kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia.
Dari sekian banyak bahasa di Indonesia, mengapa bahasa gaul ini
yang lebih populer? Apakah karena bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya
digunakan di kelas saja?
Tugas Orang Tua dan Guru
Sebenarnya ini adalah tugas bagi orang tua dan guru untuk
memperhatikan perkembangan bahasa anak-anaknya. Karena berbahaya sekali jika
anak-anak kecil menggunakan gaya bahasa gaul nan alay ini. Mereka bisa
menuliskan dan mengucapkannya hingga remaja nanti, sehingga mereka tidak
mengetahui yang manakah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bisa saja karena mereka terlalu sering menggunakan bahasa yang
norak ini hanya karena ingin gaul dan tenar, lalu mereka mengucapkannya di
depan guru, menuliskannya pada lembar jawaban ulangan esai, dan menggunakannya
ketika berpidato.
Mengapa demikian? Karena mereka sudah terbiasa dengan bahasa
gaul alay ini, bisa saja mereka lupa dengan bahasa asli bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Penggunaan bahasa gaul nan norak ini banyak sekali digunakan
dalam penulisan status Facebook. Di jejaring sosial ini, kita dapat menuliskan
status yang menggambarkan keadaan kita. Nah, di sinilah yang menjadi ajang anak
layanga=n menunjukkan keberadaannya. Contoh status Facebook anak layangan
Menulis dengan huruf besar dan kecil dalam satu kalimat, contoh
SaYaSedAnG TiDAk AdA di RuMah SaaT iNi.
Menulis dengan diselingi angka di dalam kalimat, contoh 54Y4
S4Y4N9 S4m4 K4M03.
Menggunakan tanda baca yang tidak perlu di dalam kalimatnya,
contoh
Aq…engga…tauuuu…mauuu..n ulizzz…appaaaaaa…….!?!?!
Menggunakan singkatan-singkatan yang berlebihan, contoh Aq gga
da wqtu skrg wt ktmu qm, qm jja yg dtnk k t4 q.
Nah, itulah ciri-ciri anak layangan dalam statusnya di Facebook.
Dari situlah bahasa gaul itu merambat ke penulisan dan pengucapan sehari-hari. Kenapa
mereka seperti itu?
Alasannya adalah karena ingin mengambil perhatian orang lain,
mereka mencari simpati agar diperhatikan dengan cara yang demikian. Mereka
tidak menyadari bahwa membaca tulisan seperti itu sangatlah memusingkan,
membuat mata sakit, dan susah memahaminya. Lalu
bagaimana jika mereka menggunakan penulisan seperti itu dalam
pelajaran bahasa Indonesia di sekolah? Gurunya pasti tidak paham dan itu
tidaklah sesuai dengan yang diajarkan di sekolah.
Lain halnya ada juga yang disebut Bahasa prokem
Indonesia atau bahasa gaul atau bahasa prokem yang
khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di
komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa prokem yang berkembang di Indonesia lebih
dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/
pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di
Jakarta.
Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman.
Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama
lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang,
mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan
kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem,
distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran.
Belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari
bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks
kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa
Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas
tertentu (kalangan homo seksual atau waria).
Bahasa prokem merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir
tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal sebagai 'bahasanya para anak jalanan
disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagaipreman.
Saat ini bahasa prokem telah banyak terasimilasi dan menjadi
umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di
lingkungan sosial bahkan dalam media-media popular seperti TV, radio, dunia
perfilman nasional, dan seringkali pula digunakan dalam bentuk
pengumuman-pengumuman yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah
remaja populer. Bahasa prokem umumnya digunakan di lingkungan perkotaan.
Terdapat cukup banyak variasi dan perbedaan dari bahasa prokem bergantung pada
kota tempat seseorang tinggal, utamanya dipengaruhi oleh bahasa daerah yang
berbeda dari etnis-etnis yang menjadi penduduk mayoritas dalam kota tersebut.
Sebagai contoh, di Bandung, Jawa Barat, perbendaharaan kata dalam bahasa
prokemnya banyak mengandung kosakata-kosakata yang berasal dari bahasa Sunda.
Karena jamaknya, kadang-kadang dapat disimpulkan bahasa prokem adalah bahasa
utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan
sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal. Karenanya akan menjadi terasa
'aneh' untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain menggunakan bahasa
Indonesia formal. Struktur dan tatabahasa dari bahasa prokem tidak terlalu jauh
berbeda dari bahasa formalnya (bahasa Indonesia), dalam banyak kasus kosakata
yang dimilikinya hanya merupakan singkatan dari bahasa formalnya.
Perbedaan utama antara bahasa formal dengan bahasa prokem ada dalam
perbendaharaan kata. Banyak orang asing yang belajar Bahasa Indonesia merasa
bingung saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena
Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia
berbicara dengan bahasa daerahnya masing-masing atau juga menggunakan bahasa
prokem.
Contoh Bahasa Indonesia Bahasa Prokem (Informal)
Aku,Saya Gue,gua(ditulispulagw)
Kamu
Loe, Lu
Penatlah!
Capek deh !
Benarkah?
Emangnya bener ?
Tidak perduli
Emang gua pikirin !
Partikel yang sering dipakai
Sih, nih, tuh, dong, merupakan sebagian dari partikel-partikel
bahasa prokem yang membuatnya terasa lebih "hidup" dan membumi,
menghubungkan satu anak muda dengan anak muda lain dan membuat mereka merasa
berbeda dengan orang-orang tua yang berbahasa baku. Partikel-partikel ini
walaupun pendek-pendek namun memiliki arti yang jauh melebihi jumlah huruf yang
menyusunnya. Kebanyakan partikel mampu memberikan informasi tambahan kepada
orang lain yang tidak dapat dilakukan oleh bahasa Indonesia baku seperti
tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar, suasana hati/ekspresi
pembicara, dan suasana pada kalimat tersebut diucapkan.
Pengucapan
Cara pengucapan bahasa gaul dilafalkan secara sama seperti
halnya bahasa Indonesia. Kosakata-kosakata yang meminjam dari bahasa lain
seperti bahasa Inggris ataupun Belanda diterjemahkan pengucapannya, contohnya,
'Please' ditulis sebagai Plis, dan 'Married' sebagai Merit.
Manusia bisa karena terbiasa. Jika anak-anak remaja itu sudah terbiasa menulis
dengan kata-kata yang salah maka selanjutnya akan salah. Hal ini dapat membuat
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak dipakai dan mati.
Seharusnya remaja membudidayakan berbahasa yang baik, karena kalau bukan
remaja, siapa lagi?
Namun, mungkin karena jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah
kurang, bisa saja mereka menjadi malas berbahasa yang baik. Atau mereka
menganggap guru mereka membosankan, jadi mereka merasa pelajaran bahasa
Indonesia pun membosankan, dan mereka tidak peduli dengan tata cara bahasa yang
baik dan benar.
Banyak cara untuk membuat remaja menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, antara lain
Membiasakan remaja untuk membaca buku-buku penulis Indonesia.
Berbicara dengan bahasa yang baik kepada anak remaja.
Memperkenalkannya dengan karya sastra sastrawan Indonesia.
Mengajaknya sering-sering berlatih menulis dengan bahasa
Indonesia yang baik.
“tidak mengucapkan bahasa yang kasar kepada anak remaja ketika
usianya masih kecil.
Oleh sebab itu, kita sebagai keluarga dan gurunya, semestinya
mengawasi penggunaan bahasa pada anak. Jangan sampai mereka terbawa pengaruh
yang buruk, yang membuat mereka menggunakan bahasa Indonesia yang buruk pula.
Cintailah bahasa Indonesia, karena inilah salah satu kekayaan bangsa kita.
Opini saya tentang
bahasa "gaul" di kalangan remaja yang negative:
Banyak
anak remaja sekarang yang menganggap dirinya itu keren , gaul dan lain sebagainya dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang tidak
baku . Tetapi sebenarnya mereka
yang menggunakan kata-kata tersebut sering disebut "alay" dan norak. Hanya saja mereka tidak pernah menyadari bahwa
bahasa yang mereka gunakan ialah bahasa yang sangat tidak baku dan merusak
kalimat dalam kamus bahasa Indonesia .Hal ini bisa sangat memperburuk susunan
kaidah dalam kamus bahasa Indonesia dan akan merusak sampai generasi yang
mendatang .
Salah
satu contoh bahasa gaul yang ada di kalangan remaja yang perlu diperbaiki “
lg pa nich?” yang bisa diperbaiki menjadi “lagi apa nih ?” dan dengan
memperbaiki sedikit demi sedikit bahasa Indonesia yang baik di kalangan remaja
akan semakin baik untuk generasi berikutnya, sehingga semakin ke depannya
generasi kita juga bisa mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahasa
Indonesia sebenarnya sangat penting untuk dipelajari karena bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan dan bahasa sehari-hari yang kita pakai. Dengan kita
mempelajari bahasa Indonesia secara baik kita juga akan mengerti makna dari
perjuangan para tokoh nasional kita yang telah berperan penting dalam mempertahan
dan memperjuangkan NKRI dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu antar
rakyat Indonesia.
Menurut
saya di kalangan remaja saat ini sangat tidak peduli akan penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar . Mereka hanya ingin mempersingkat atau membuat
kata-kata yang lebih mudah dan praktis, yang terkadang dapat diartikan tidak
baik, aneh, ataupun tabuh . Banyak orang dewasa saat ini yang tidak mengerti
dengan pengunaan bahasa ”gaul” yang dibuat remaja, sehingga bisa mengakibatkan
kesalahpahaman dalam berbahasa dan dapat menimbulkan konflik karena di anggap
bahasa gaul yang digunakan kurang sopan ataupun menyinggung perasaan orang lain
.
Bahasa
gaul sangat tidak efektif untuk dipergunakan di jaman sekarang, karena bila dipergunakan
bahasa tersebut secara terus-menerus dapat merusak makna dari Bahasa Indonesia
yang baik dan benar (baku) dan dapat merusak sifat nasionalisme generasi di
masa mendatang, seperti contoh anak kecil pada saat ini yang sering meniru
ucapan anak remaja yang sering mereka dengar. Menurut saya mereka bertindak
demikian atau menggunakan bahasa “gaul” hanya karena ingin diperhatikan oleh
teman-temannya atau hanya ingin dibilang lebih “gaul” dari pada teman lainnya.
Dampak
negative yang di hasilkan oleh bahasa gaul yaitu dapat merusak tutur kata dan
kaidah berbahasa, serta terjadinya kesalahpahaman dan dapat memicu konflik .
Bahasa “gaul” yang sering diucapkan oleh remaja sering kita dengar di dalam
pergaulan , siaran dari televisi ataupun radio .
Salah
satu contoh publik figur yang mengucapkan bahasa “gaul” yang kurang baik dan
tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yaitu “Vicky”, sebagai contoh “ galausisasi “ yang seharusnya
cukup dengan kata “galau” dan itu sangat
merugikan Bangsa Indonesia, khususnya anak remaja yang saat ini masih ingin
mencari jati diri sesungguhnya.
Saran-saran dengan bahasa gaul yang di gunakan :
1.)
Menurut saya peran orang tua yang sangat
penting untuk seorang anak dalam belajar berbahasa
2.)
Anak remaja sekarang harus lebih pintar untuk
mencari teman dan bergaul
3.) Jangan
terlalu meniru ucapan
para artis yang
sering muncul dalam televisi
4.)
Lebih sering membaca kalimat Bahasa Indonesia
yang baik di dalam kamus
5.)
Sering mempelajari susunan kalimat Bahasa
Indonesia secara seksama
Nama :
Sartika Raharjo
Kelas :
3KA39
NPM :
16111625
.